TUGAS KULIAH ILMU BUDAYA SOSIAL
Nama : Anggara
R
Kelas : 4KA29
NPM :
1A111368
Prosa
A. Pengertian Prosa
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang
artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk
surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media
lainnya.prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa
baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
B. Jenis-jenis Prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
·
Prosa naratif
·
Prosa deskriptif
·
Prosa eksposisi
·
Prosa argumentative
C. Contoh
Prosa
Angkaro dan Tunturana
Dua kor kepiting, Angkaro dan Tuturana, bersahabat karib.
Mereka tinggal bersama di pinggir laut, di balik
bebatuan. Mereka bersembunyi karena
takut pada orang-orang yang mencari ikan dan kepiting. Apabila laut pasang,
mereka bermain tanpa takut akan ditangkap manusia.
Pada suatu malam, ketika bulan purnama, Angkaro dan
Tuturana keluar menikmati keindahan alam.
” Sahabat, bagaimana kalau kita hiasi punggung kita agar
kelihatan menarik ?” kata Angkaro.
”Bagus sekali idenya. Kita memang perlu mempercantik diri
agar kelihatan menarik. Tapi, bagaimana caranya ? ” tanya Tuturana.
”Bagini.”sahut Angkaro, ”Kita lukis punggung kita dengan
cat warna-warni yang menarik.”
” Wah, menarik sekali.Bagaimana kalau aku dulu yang
dilukis. Boleh atau tidak ? tanya Tuturana.
”Baiklah.”kata Angkaro.
Angkaro mulai mengukir punggung Tuturana. Punggung Tuturana dihiasi dengan bulatan-bulatan
dari muka ke belakang, dan dari atas ke bawah. Lukisan itu sangat mempesona.
”Sudah selesai sahabat.”kata Angkaro.
Tuturana bercermin pada di air laut yang jernih.
“Bagus, bukan?”tanya Angkaro.
“Bagus sekali. Terima kasih sahabat.”kata Tuturana,
”Sekarang giliranku.”kata Angkaro.
Tiba-tiba air laut surut. Datanglah pencari ikan membawa
obor. Kedua ekor kepiting itu pun terkejut. Berlarilah mereka untuk menghindari
bahaya.
”Maaf, sahabat. Orang-orang sudah datang untuk menangkap
kita. Tidak ada waktu lagi untuk melukis punggungmu.” kata Tuturana.
”Tidak punggungku harus kamu ukir !” teriak Angkaro.
Melihat obor-obor semakin dekat, Tunturana menggambari
punggng Angkaro dengan dengan kuas dan cat tanpa bentuk. Punggung Angkaro
sekarang penuh dengan garis tidak karuan karena tergesa-gesa hendak
menyelamatkan diri.
Angkaro terpaksa menerima keadaan. Keduanya berkawan
dalam bentuk yang amat berbeda: Tuturana cantik dan Angkaro jelek.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar